Jumat, 23 Juli 2010

Tugas Translate Kelompok VIII "

Kelompok VIII

Dasuki Wirahman ( 036109070 )

Rona Agustina ( 036109008 )

Galih M. ( 0361090 )

Khaula ( 036109054 )

Diana ( 036109036 )

Mendahulukan Kepentingan Orang Lain

Al-Waqidy bercerita:

“Suatu saat, saya berada dalam himpitan ekonomi yang begitu keras. Hingga tiba bulan Ramadhan, saya tidak mempunyai uang sedikit pun. Saya bingung, lalu aku menulis surat kepada teman saya yang seorang alawy (keturunan Ali bin Abi Thalib). Saya memintanya meminjami saya uang sebesar seribu dirham. Dia pun mengirimkan kepada saya uang sebesar itu dalam sebuah kantong yang tertutup. Kantong itu saya taruh di rumah … Malam harinya saya menerima sepucuk surat dari teman saya yang lain. Dia meminta saya meminjaminya uang sebesar seribu dirham untuk kebutuhan bulan puasa. Tanpa pikir panjang, saya kirim untuknya kantong uang yang tutupnya masih utuh.

Besok harinya, saya kedatangan teman yang meminjamiku uang, juga teman alawy yang saya berhutang pada-nya. Yang alawy ini menanyakan kepada saya perihal uang seribu dirham itu. Saya jawab, bahwa saya telah mengeluar-kannya untuk suatu kepentingan. Tiba-tiba dia mengeluarkan kantong itu sambil tertawa dan berkata, ‘Demi Allah, bulan Ramadhan sudah dekat, saya tidak punya apa-apa lagi kecuali 1000 dirham ini. Setelah kau menulis surat pada saya, saya kirim uang ini kepadamu. Sementara saya juga menulis surat pada teman kita yang satu ini untuk pinjam uang seribu dirham. Lalu dia mengirimkan kantong ini kepada saya. Maka saya bertanya, bagaimana ceritanya hingga bisa begini? Dia pun bercerita kepada saya. Dan sekarang ini, kami datang untuk membagi uang ini, buat kita bertiga. Semoga Allah akan memberikan kelapangan kepada kita semua.’”


Al-Waqidy berkata:

“Saya berkata pada kedua teman itu, ‘Saya tidak tahu siapa di antara kita yang lebih dermawan.’ Kemudian kami membagi uang itu bertiga. Bulan Ramadhan pun tiba dan saya telah membelanjakan sebagian besar hasil pembagian itu. Akhirnya perasaan gundah datang lagi, saya berfikir, aduhai bagaimana ini?

Tiba-tiba datanglah utusan Yahya bin Khalid Al-Barma-ky di pagi hari, meminta saya untuk menemuinya. Ketika saya menghadap pada Yahya Al-Barmaki, dia berkata, ‘Ya Waqidy! Tadi malam aku bermimpi melihatmu. Kondisimu saat itu sangat memprihatinkan. Coba jelaskan ada apa denganmu?’

Maka saya menjelaskannya sampai pada kisah tentang teman saya yang alawy , teman saya yang satunya lagi dan uang 1000 dirham. Lalu dia berkomentar, ‘Aku tidak tahu siapa di antara kalian yang lebih dermawan.’ Selanjutnya, dia memerintahkan agar saya diberi uang tiga puluh ribu dirham dan dua puluh ribu dirham untuk dua teman saya. Dan dia meminta saya untuk menjadi Qadhi.



www.alsofwah.or.id
Perintah:
1. Translate tema tersebut

2. Apa Hikmah dari tema tersebut (translate!)


Hasil Translate dari soal

Altruistic
Al-Waqidy recalled:

"One time, I was in such a harsh economic crush. Until the arrival of Ramadan, I do not have any money. I was confused, then I wrote a letter to my friend who is a alawy (descendant of Ali ibn Abi Talib). I asked him to lend me money for a thousand dirhams. He even sent me money for it in a sealed bag. I put the bag at home ... In the evening I received a letter from my other friends. He asked me to lend her money for a thousand dirhams to the needs of the fasting month. Without thinking, I sent him a bag of money that the lid is still intact.

Tomorrow morning, I was the arrival of a friend who lent me money, and friends alawy that I owe to him. That this alawy asked me about money was a thousand dirhams. I replied that I had it out for an interest. Suddenly he pulled out the bag as she laughed and said, 'By Allah, the month of Ramadan was approaching, I do not have anything else except 1000 dirhams ini. After you write a letter to me, I send this money to you. While I also write letters to our friends on this one thousand dirhams to borrow money. Then he sent me this bag. So I ask, how can this story up? He even told me. And now we come to divide this money, create three of us. May Allah give us all the spaciousness. '"

Al-Waqidy said:

"I told two friends, 'I do not know who among us is more generous.' Then the three of us split the money. Ramadan came and I've spent most of the division's results. Finally feeling depressed again, I think, how sad how this?

Suddenly there came messengers Yahya bin Khalid Al-Barma-ky in the morning, asking me to meet him. When I was facing at Yahya al-Barmaki, he said, 'Yes Waqidy! Last night I dreamed I saw you. Condition was very poor. Tell me what's wrong with you? "

So I explain to the story about my friend who alawy, my friend the other and money in 1000 dirhams. Then he commented, 'I do not know who among you is more generous. "Furthermore, he ordered that the money I was given thirty thousand dirhams and twenty thousand dirhams for two of my friends. And he asked me to become a Qadi.



Hikmah cerita diatas

Dari cerita di atas kami dapat menyimpulkan dan dapat kami ambil hikmahnya untuk menjadi orang yang peduli terhadap sesama, keraena kita adalah makhluk sosial yang tak pernah bisa hidup sendiri dan slalu membutuhkan bantuan orang lain. Dengan hidup saling tolong menolong dapat mempererat silaturahmi dan menjadikan hidup terasa indah Bahkan lebih dari itu.

Dari cerita di atas dapat menyimpulkan ada beberapa hikmah yang dapat di ambil yaitu :

1. kita sebagai umat manusia apalagi se agama kita harus bisa merasakan kesulitan orang lain, dengan itu kita bisa menyadari betapa susahnya menghadapi ujian itu.

2. kita harus bisa memberikan sebagian harta kita / menginfaqkan sebagian harta kita. Karena dibagian / sebagian harta kita ada hak orang lain dan wajib kita menginfaqkan sebagian harta kita agar hara kita menjadi bersih dan barokah.

3. kita juga tidak boleh acuh terhadap saudara-saudara kita, jadi harus menanyakan keadaan mereka apakah sedang dalam kesulitan atu tidak, walaupun sebenarnya dari kitanya juga mempunyai masalah pribadi tersendiri.

4. kita juga di tuntut untuk tidak gampang putus asa dalam menghadapi semua cobaan yang telah di berikan allah swt dan di tuntut juga untuk bisa mengatasinya dengan itu akan meningkatkan derajat kita di mata allah swt.

5. orang dermawan adalah orang yang slalu mendahulukan kepentingan orang lain walaupun sebenarnya kita juga sedang dalam kesulitan.

6. di dalam kesulitan pasti akan datang suatu kebahagiaan bila kita bersabar dan berusaha untuk mencari jalan keluarnya.

7. ikhlas adalah suatu obat dalam menghadapi suatu cobaan agar kita tetap tegar dan dapat menaikan derajat kita di mata allah swt


Hasil Translate dari hikmah

From the above story we can conclude, and can we take the lesson to be people who care for others, keraena we are social beings who could never live alone and slalu need help from others. With life can help deepen mutual relationship and makes life seem even more beautiful than that.


From the above story can conclude there are several lessons that can be taken are:

1. we as human beings let alone a religion we must be able to feel the difficulties of others, with that we can realize how difficult the exam.

2. we must be able to give some of our property / menginfaqkan partly our treasure. Because the section / part treasure we have rights of others and we shall treasure our menginfaqkan some nutrients that we be clean and blessed.

3. we also must not be indifferent to our brothers and sisters, so it should be asked about whether they are in trouble or in not, although the actual kitanya also has personal problems of its own.

4. we are also in demand is not easy to despair in the face of all trials that have been given allah swt and the demand is also to be able to cope with it will increase the degree we are in the eyes of Allah swt.

5. generous person is one who slalu altruistic even though we're in deep trouble.

6. in deep trouble will inevitably come a happiness if we are patient and try to find a way out.

7. sincerity is a drug in the face of an ordeal to keep us strong and able to raise our degrees in the eyes of Allah swt



Tidak ada komentar:

Posting Komentar